AirAsia bukanlah syarikat penerbangan pertama saya bekerja. Pada tahun 2004, saat itu saya berumur 9 tahun, bersama keluarga melakukan perjalanan menggunakan salah satu Low-Cost Airline di Indonesia.
Saat boarding kami disambut oleh pramugari cantik berseragam kebaya dan kelihatan sungguh anggun. Minat saya termetik sewaktu memperhatikan para pramugari menyajikan makanan kepada penumpang dan budi bahasa mereka apabila berhadapan dengan para penumpang.
Bagi pandangan saya, menjadi pramugari adalah pekerjaan yang sempurna untuk seorang perempuan, menyambut penumpang, menyajikan makanan, bertemu orang banyak dan menyapa mereka dengan senyuman.
Sejak kecil saya sangat tertarik melihat liputan tentang betapa cantiknya negara-negara lain. Maka kerjaya pramugari dapat membantu saya mencapai impian untuk melihat dunia luar. . Dan saya selalu berdoa untuknya..
Pada tahun 2013 berkat kerja keras dan dukungan keluarga, saya berhasil diterima sebagai pramugari di airline yang saya impikan sejak kecil tersebut. Saya bekerja selama 3 tahun, saya menyedari bahawa kerjaya pramugari tidak semudah yang saya kira. Suatu tempoh diperlukan untuk saya menyesuaikan diri dengan jadual kerja yang padat dan waktu istirahat yang tidak menentu.
Pada tahun 2016, saya menyelesaikan kontrak dan memutuskan untuk mencuba peluang kerjaya di airline lain agar saya berkesempatan mengunjungi negara-negara yang belum pernah saya kunjungi.
September 2016, saya mengikuti Walk-In Interview Pramugari AirAsia di Jakarta yang saya dapatkan infonya dari Instagram, saat itu saya merasa saya amat diberkati kerana berjaya menjalani temuduga tahap demi tahap tanpa halangan.
Akhirnya saya diterima sebagai pramugari di AirasiaX, tibalah saat di mana saya dan teman-teman harus berangkat ke Kuala Lumpur untuk menjalani training pramugari Air Asia selama lebih kurang 40 hari yang diselenggarakan di CAE Sepang.
AirAsia memberikan kemudahan yang sangat baik kepada kami, seperti perjalanan kami dari Jakarta ke Kuala Lumpur, selama tempoh training pramugari Air Asia, pengangkutan dari hotel menuju CAE, sarapan, makan siang, dan juga upah harian..
Proses training pramugari Air Asia sangat mencabar – kami harus benar-benar fokus dan selalu disiplin. Pada minggu pertama kami diajar mengenai Aviation Knowledge, sejarah AirAsia, dan Grooming Class. AirAsia selalu menginginkan penampilan terbaik kami, dan Grooming sangat penting apabila kamu ingin menjadi pramugari AirAsia.
Pada minggu kedua kami diberikan sebuah manual berisi 752 halaman yang terdiri daripada 6 Chapter, Flight Regulation, Routine Procedure, Emergency Equipment, Aircraft Type, Emergency Procedure, dan First Aid.
Semua bahan training tersebut diajar dalam lebih kurang dua minggu, kami harus faham dan hafal semua maklumat, kerana akan ada ujian yang harus dilalui dengan markah kelulusan 90 dan juga praktikal CPR.
Terbayang bagaimana saya dan teman-teman sangat bekerja keras, saling mendorong satu sama lain supaya kami bisa lulus bersama-sama.
Setelah tahap yang sangat berat berlalu, masih banyak lagi bahan bacaan dan Practical Drill menanti, diantaranya adalah Door Drill, Wet Drill, Fire Fighting Drill, dan Evacuation Drill dan wajib untuk lulus kesemuanya.
Masih ada lagi CRM (Crew Resource Management) Class, SMS (Safety Management System), Security, Dangerous Goods Class, Disable Passenger Training, Unrully Passenger Training, dan kelas terakhir adalah In Flight Service.
Setelah 40 hari berlalu, dengan segala usaha, doa serta dukungan kedua orang tua akhirnya semua tahap training berhasil saya lalui. Namun perjuangan sebenarnya masih belum selesai, masih ada lagi Flight Training yang harus dilalui sebanyak 3 kali. Saat kami sudah lulus menjadi pramugari, setiap crew akan melakukan ujian kompetensi saat melakukan tugas di cabin dalam tempoh waktu yang tertentu.
Ada saat dimana saya merasa jenuh dan sangat merindui keluarga. Namun saya selalu ingat bahawa saya beruntung, kerana saya tahu banyak orang lain sedang berjuang untuk menjadi pramugari.
Saya sangat berterima kasih kepada AirAsia kerana disini saya telah belajar menjadi orang yang lebih baik.
Written by Claudia Jeanet from Indonesia. As of writing, she is now serving as an Allstar with AAX Malaysia team.
Inspired by the read? Follow us on Facebook for more!
If you are a cabin crew from anywhere in the world and you wish to share anything about your journey to us, submit your story to us!